Mencoba “Sensasi” GoPro Hero 3+
Hola, kembali lagi bersama saya, dijahyellow. Hari ini, saya bikin artikel lanjutan tentang “mainan” baru saya, yaitu GoPro Hero 3+. GoPro sendiri adalah sebuah action cam yang saat ini banyak digandrungi oleh para pecinta olahraga ekstrim dan para sineas muda. Banyak orang yang mulai melirik action cam yang dijual mulai $199 sampai $399 ini dikarenakan bentuknya yang cukup kecil, ringan dan bisa merekam video sampai dengan resolusi 4K.
Sekedar mengingatkan artikel saya sebelumnya, keberadaan GoPro untuk wilayah Jakarta saat ini bisa dibilang sangat langka. Setelah 2 hari berkeliling toko rekomendasi di Jakarta, saya akhirnya menemukannya dengan harga yang melonjak cukup jauh, yaitu dari 5.3 juta menjadi 5.85 juta. Setelah sampai rumah, saya membuka dan melakukan eksplorasi terhadap fitur-fitur yag terdapat di kamera yang ukurannya tidak jauh berbeda dengan korek api ini
Dalam boks, terdapat beberapa item yang didapat, seperti camera mount standar, buku petunjuk, tiga buah speaker, remote control dan sebagainya. Buku petunjuk hanyalah sebagai pajangan semata, karena saya benci membaca buku petunjuk :p
Setelah saya puas mengobrak abrik isi boks, saya beberapa kali mencoba melakukan pengambilan gambar didua kondisi cahaya yang berbeda dan berikut hasilnya:
Outdoor
Indoor
Selain itu saya juga melakukan perekaman di atas sepeda motor menggunakan mount standar.
Keracunan? 😀 tahan dulu, karena dalam waktu dekat, GoPro akan meluncurkan jagoan terbarunya yaitu GoPro Hero 4!
kerenn om
blon support sensor gps ya?
Setau saya belum. Yang udah pakai, garmin kalo gak salah